Rabu, 27 Oktober 2010

Serpihan Awan

kurangkai sebuah alunan merdu
pelepas rasa haus pada cintamu
bahwa aku tak pernah berfikir akan melepas dirimu
demi sebuah fatamorgana

awan berarak mengitari kehidupan
dan terkadang kehidupan sendiri
yang berarak mengitari awan

senja mulai tenggelam
kala engkau meninggalkanku di sore itu
hatiku hancur, teriris, tersayat
mengapa aku tak pernah bisa menemanimu
disaat awan mulai membingkai kehidupan
angin meniupnya hancur
dan aku tetap berusaha menyusun kembali
serpihan-serpihan awan yang porak-poranda

awan berarak mengitari kehidupan
dan terkadang kehidupan sendiri
yang berarak mengitari awan
namun, ke mana kehidupan
ketika serpihan awan telah porak-poranda?

!sw@130208

Tidak ada komentar: