Rabu, 24 November 2010

Realita Cinta

emosi melumat pikiran
yang terbawa modernisasi
kasih sayang bukan hanya sekedar kata
pikiran yang berbuah
tak sejalan dengan makna kasih sayang itu sendiri

aku mencintaimu
bukan berarti aku berhak atasmu
engkau adalah burung
yang bebas melayang setinggi angkasa
dan aku adalah mentari
yang selalu menghangat
dalam setiap kepakan sayapmu

engkau tak perlu ragu, bahwa suatu saat nanti
aku akan sedingin salju abadi
tidak, itu tak akan terjadi
sebab mentariku tak pernah berhenti menyala
membakar kepakanmu

terkadang cinta tak sejalan
dengan realita cinta itu sendiri
ego yang munafik
mencampakkan setiap kepakan dara yang dihangatinya
dan bukankah kasih sayang
adalah wujud dari cinta itu sendiri?

!sw@140208

Minggu, 07 November 2010

Air Mataku

tak kusadari
semenjak kita menjalin cinta
semenjak itu pula kau mempermainkanku
kau menerimaku saat cintamu telah kau berikan padanya

dia yang selama ini kau sebut kakak
tak lain adalah pilihan hatimu
yang tak sanggup kau tukar denganku
dia yang selama ini meneror dan mengancamku
tak lain adalah pilihan hatimu yang pertama

sementara aku...
akulah manusia bodoh
yang telah kau perbudak dengan cinta palsumu
membiarkanmu berlayar bersamanya
di atas telaga air mata pengorbananku untukmu

bagimu, aku hanyalah gubuk kecil
tempatmu berteduh di kala hujan dan panas
tempat persinggahan
kala engkau jauh dari istanamu

padahal, seandainya engkau tahu
saat kau berteduh
gubuk ini selalu berusaha menjadi perisaimu
gubuk ini ibarat istana kokoh
yang dapat bertahan sepanjang kehidupan
namun, ketika engkau pergi
gubuk ini tingallah puing-puing
yang ditiup oleh angin kesedihan
dan terseret oleh luapan arus air mata
yang tak hentinya menetes

dan kini aku sadar
semua itu takkan pernah kau mengerti
bagimu, terlalu hina untuk bisa berdampingan denganku
hatimu terlalu keras untuk ku buka
dan terlalu mudah untuk kau tutup

!sw@230408

Selasa, 02 November 2010

Terpatri Janji

bagai hari yang tak dinaungi awan
gelap sisa-sisa cahaya malam
menerpa sayap-sayapku terbang
di pagi bisu, kala bintang masih beradu dengan langit
dan purnama terbirit dikejar fajar

kumulai langkah kaki
menerobos pekat embun pagi
tanpa arah dengan tujuan pasti
bahwa langit masih mengingat ikrar janji
yang terukir di bawah mentari

pena itu, masih kusimpan di dalam tas
yang kupakai menggores namamu dalam duka
namun dimana engkau simpan lembaran kertas
bukti segala palsu yang selalu kujaga

banyak purnama
telah menemani malam-malam pembenaran
akan janji yang kupatri
sekali hati pernah menjarah
bukti itu masih tersimpan rapi
di sini, dalam sukmaku

!sw@011110